Wednesday, April 28, 2021
Penjara Berujung Kematian
Wednesday, April 14, 2021
Obat Murah Atau Murahan
Friday, April 9, 2021
Kemerdekaan dan Ekonomi Pancasila
Kemerdekaan adalah “jembatan emas” untuk memerdekakan rakyat Indonesia.
Thursday, April 8, 2021
Pemimpin Berkarakter
“Seorang pemimpin belum tentu memiliki jiwa kepemimpinan, seorang pemimpin juga belum tentu menjalankan peran kepemimpinan. Namun, seorang memiliki kualitas memimpin dan menyumbangkan peran kepemimpinannya belum tentu dan tidak harus berjabatan pemimpin”. Tetapi idealnya mereka yang memiliki kualitas kepimpinan yang layak menjadi pemimpin
Teladan Pemimpin
Kepemimpinan tidak bisa diajarkan, tetapi dididik. Yang dimaksud disini tentu saja adalah pentingya teladan, sebagaimana adanya sebuah proses pendidikan. Tanpa teladan, pendidikan bukanlah pendidikan, melainkan sekadar pengajaran yang adalah bagian dari pendidikan. Dengan demikian jelaslah tidak mudah untuk kita memilih seorang pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang baik. Meskipun kita telah banyak belajar mengenai teori-teori kepemimpinan.
Apabila warga gereja memiliki kepemimpinan yang baik, bukan hanya gereja yang diberkati, tetapi juga dunia ini. Warga gereja yang memiliki kepemimpinan yang baik akan sanggup mendidik pemimpin-pemimpin di luar gereja untuk kemudian memajukan Indonesia dan dunia ini.
Gereja memiliki tanggung jawab yang besar untuk menghadirkan pemimpin yang baik, karena Yesus adalah pemimpin yang baik, dan telah memberikan teladan dalam menjalankan peran kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan Yesus ini tersohor dengan sebutan Kepemimpinan yang melayani.
Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin adalah Orang yang memiliki kecakapan, kelebihan sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas -aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Pemimpin Kristen adalah pribadi yang dipilih Allah dan memiliki sifat-sifat alamiah yang diperlukan seorang pemimpin, dan sifat-sifat spiritualitas
Pengertian Kepemimpinan menurut S.P. Siagian adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan dalam suatu pekerjaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya supaya berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku positif ini memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
Menurut Prof. Kimbal Young, Pengertian Kepemimpinan ialah bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu, berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus.
Ordway Tead di dalam bukunya The Art of Leadership, menyatakan sebagai berikut : Pengertian Kepemimpinan merupakan kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pengertian Kepemimpinan menurut George R. Terry adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.
Menurut Howard H. Hoyt, Pengertian Kepemimpinan ialah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kamampuan untuk membimbing orang.
Dari pengertian kepemimpinan diatas, dapat dikemukakan bahwa pada kepemimpinan itu terdapat unsur-unsur, sebagai berikut :
1. Kemampuan mempengaruhi orang lain, dalam hal ini bawahan atau kelompok.
2. Kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain.
3. Untuk mencapai tujuan organisai atau kelompok
Kepemimpinan Kristen
“Kepemimpinan adalah pengaruh.” (Oswald J. Sanders)“Tugas utama pemimpin adalah mempengaruhi umat Allah untuk melaksanakan rencana Allah.” (Robert Clinton)“Seorang pemimpin Kristen yaitu seorang yang dipanggil oleh Allah untuk memimpin; dia memimpin dengan dan melalui karakter seperti Kristus; dan menunjukkan kemampuan fungsional yang memungkinkan kepemimpinan efektif terjadi.” (George Barna)“Kepemimpinan rohani adalah menggerakkan orang-orang berdasarkan agenda Allah.” (Henry & Richard Blackaby)
Memiliki pemimpin seperti Kristus adalah tidak mewah melainkan sebuah kebutuhan. Memberikan peluang bagi para pemimpin untuk tumbuh adalah penting untuk transformasional dan pertumbuhan Gereja. Kecuali kita menemukan, menyediakan, mempromosikan dan memperbanyak kepemimpinan terbaik peluang pembangunan di seluruh dunia, hasilnya akan menjadi tragis. Kepemimpinan yang buruk akan menahan kemajuan Gereja.
Dari beberapa definisi di atas terlihat bahwa kepemimpinan rohani memiliki persamaan dengan kepemimpinan umum dalam hal mempengaruhi atau menggerakkan orang lain, mensyaratkan kemampuan fungsional dan membimbing kepada tujuan tertentu. Sedangkan perbedaannya, kepemimpinan rohani berdasarkan panggilan Allah, bukan dari manusia atau organisasi; melaksanakan tugas dalam lingkup agenda/rencana Allah, dengan berdasarkan karakter Kristus, dan menuntun kepada tujuan yang Allah kehendaki, bukan tujuan organisasi atau manusiawi.
Dr. Binsar Antoni Hutabarat
https://www.joyinmyworld.com/2020/06/pemimpin-berkarakter.html
KASIH SETIA TUHAN SAAT WABAH CORONA
Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.
Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
Yesaya 46:4, sepatutnya menjadi nyanyian yang kita kumandangkan tiap-tiap hari. Ayat itu berisi sebuah keyakinan yang menjadi dasar bahwa Allah Pencipta langit dan bumi yang kita kenal di dalam Yesus Kristus adalah Allah yang berdaulat dan setia. Pada masa wabah virus corona ini kita mesti tetap percaya bahwa Allah yang setia senantiasa ada bersama dengan kita dalam kondisi dan situasi apapun.
KEHEBATAN ALLAH DALAM PL
Umat Allah pada jaman Perjanjian lama menjadikan Yesaya 46:4 sebagai penghiburan, dan ayat ini adalah ayat penghiburan bagi umat Allah yang mengalami tantangan dan kesulitan dalam mengikuti panggilan Tuhan. Allah adalah Allah yang setia yang memelihara kita sejak berada dalam kandungan sampai kita berjumpa dengan Allah. Allah yang setia itu tidak pernah meninggalkan orang yang percaya. “BETAPA HEBATNYA TUHAN!”
UMAT ALLAH KERAP TIDAK SETIA DENGAN TUHAN, BERPALING DARI ALLAH, TAPI ALLAH TETAP SETIA. MEREKA YANG BERBALIK KEPADA ALLAH TAK PERNAH DITOLAK ALLAH YANG SETIA.
Kita perlu terus berjuang menjaga diri untuk tidak terpapar corona dengan mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah, secara bersamaan kita juga memohon Tuhan memampukan kita menjaga diri agar tidak menjadi media penularan virus corona kepada orag lain.
KESETIAAN ALLAH DASAR PENGHIBURAN SAAT WABAH CORONA
Allah Pencipta yang Setia itu tak pernah membebani kita, tetapi Allah senantiasa siap memikul beban kita. Kematian Kristus di kayu salib adalah bukti kasih Allah yang tak terbatas. “TUHAN YESUS JURUSELAMAT MANUSIA BERDOSA”
Mengenal Allah pencipta yang peduli terhadap kita, sejak dilahirkan, hingga usia KITA SAAT INI, dan kepeduliaan Allah itu kita rasakan dalam setiap moment kehidupan kita, adalah sangat menghiburkan. LIHATLAH JEJAK LANGKAH KITA, KITA AKAN HERAN BAGAIMANA KITA BISA ADA SEBAGAIMANA KITA ADA SAAT INI.
HIDUP ADALAH PERGUMULAN, Karena kita masih berada dalam tubuh berdosa, NAMUN PERGUMULAN ITU DAPAT KITA LEWATI BERSAMA ALLAH YANG BESAR yang telah memerdekakan kita dari kuasa dosa,
HIBURKANLAH SAUDARA-SAUDARA KITA YANG MENDERITA SAAT WABAH CORONA, DAN BUKANNYA MEMBERIKAN STIGMA PADA MEREKA YANG POSITIF TERINFEKSI CORONA
Umat Allah patut mengagungkan kedaulatan Allah, kasih setia Allah yang kekal, dan tak berubah dengan menghiburkan saudara-saudara kita yang terinfeksi corona, demikian juga tenaga medis yang berjuang membendung wabah corona.
KERUKUNAN BERAGAMA, SUARA NURANI UMAT BERAGAMA
Guru, Pendidik professional
Guru sebagai jabatan profesional bukan hal yang baru, di negara-negara maju, seperti AS dan Jerman, yang menjadikan sekolah sebagai lembaga untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan mengarahkannya sesuai dengan kemampuan dasar; bakat, dan minatnya, telah lama menjadikan jabatan guru sebagai jabatan profesional yang pendidikannya setara dengan pendidikan jabatan profesional lainnya, yaitu dokter dan pengacara.
Hubungan yang kuat antara guru dan peserta didik merupakan pusat proses pengajaran.
Pengetahuan bisa diperoleh dalam berbagai cara, apalagi dengan penggunaan teknologi baru di dalam kelas yang telah terbukti efektif.
Namun, untuk sebagian besar peserta didik, terutama mereka yang belum menguasai keterampilan berpikir dan belajar, guru tetap menjadi katalis penting.
Demikian juga hal nya dalam kapasitas penelitian independen, kapasitas ini hanya mungkin setelah terjadi interaksi dengan guru atau mentor intelektual.
Peran guru dalam keberhasilan proses pendidikan sesungguhnya amat krusial, apalagi pada tahap awal pendidikan dimana citra diri pelajar terbentuk. Tuntutan terhadap guru semakin tinggi pada pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah tertinggal, kemampuan guru untuk memotivasi pelajar untuk hadir di sekolah amat penting untuk pelaksanaan wajib belajar yang dicanangkan pemerintah.
https://www.joyinmyworld.com/2020/07/guru-pendidik-professional.html
Wabah Corona dan Tanda-Tanda Akhir Zaman
Kedatangan Yesus yang kedua kali pasti terjadi, karena itu dikatakan oleh Tuhan Yesus Sendiri. Tapi, Yesus tak pernah memberikan jadwal tentang kedatanganNya. Itulah sebabnya kita diminta berjaga-jaga atau waspada.
Ramalan tentang Jadwal kedatangan Yesus tak perlu dilakukan.Pada wabah corona yang melanda dunia, ini banyak orang juga meramalkan kedatangan Yesus atau berkhirnya zaman. Ini tentu saja tak memiliki landasan Alkitab. Karena kedatangan Yesus adalah tiba-tiba, dan tak ada seorang pun yang dapat mengetahui jadwal kedatangan Yesus, atau berakhirnya zaman, untuk kemudian masuk dalam kekekalan.
KEDATANGAN YESUS TIBA-TIBA
Matius 25: 37 menjelaskan Kedatangan Tuhan Yesus, atau hari terakhir itu seperti pada masa Nuh. Pada zaman Nuh, masyarakat pada waktu itu tidak peduli dengan datangnya air bah seperti yang dikatakan Allah pada Nuh. Sebaliknya, mereka hidup untuk kesenangan diri, tanpa peduli pada Allah yang berdaulat yang harus mereka taati. Orang-orang yang hidup tidak benar itu akhirnya mati oleh air bah, tanpa mampu menyelamatkan diri mereka.
Ketiba-tibaan kedatangan Tuhan Yesus juga digambarkan seperti dua orang yang kerja di ladang, yang seorang akan dibawa, dan yang lain akan ditinggalkan. Kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Kedua gambaran itu sesungguhnya menunjukkan hal yang sama, yaitu kedatangan Yesus tiba-tiba, seperti pencuri, tidak ada yang tahu.
Yang perlu dipahami adalah Tuhan Yesus bukan pencuri, meski kedatangannya tiba-tiba, tapi ketika Yesus datang semua orang yang percaya, yang menantikan kedatangan Yesus pasti akan tahu. Karena kedatangan yesus adalah menjemput orang yang percaya.
Dr. Binsar Antoni Hutabarat
Motivasi Melayani Tuhan
II KORINTUS 5:9-21
Apa yang kita percaya dan bagaimana kita bertingkah laku mestinya memiliki keselarasan. Paulus biasanya menghubungkan dengan istilah doktrin dan tugas atau kewajiban.Tahu doktrin, atau ajaran Alkitab, wajib hidup mentaati kebenaran.
Terkait dengan motivasi melayani, dapat dipahami, apa yang Allah kerjakan untuk kita, itulah yang memotivasi kita untuk mengerjakan sesuatu bagi Tuhan. Kita bukan melayani untuk mendapat berkat; kita bukan menyembah Tuhan untuk dapat berkat; kita bukan memuji Tuhan untuk dapat berkat; kita bukan meratap untuk menghadirkan Tuhan. Tetapi sebaliknya karena Tuhan telah membaharui hidup kita, memberkati kita, dan menyelamatkan kita, maka kita melayani Tuhan.
Apakah yang dimaksud dengan pelayanan Kristen?
1. Pelayanan Kristen adalah menjangkau orang untuk didamaikan dengan Allah (2 Korintus 5:20).
2. Pemberitaan kabar baik tidak pernah menggunakan cara licik, karena yang mendamaikan manusia dengan Allah, adalah Allah sendiri. Berita tentang Korban Kristus di Salib adalah fakta yang mendamaikan manusia berdosa dengan Allah yang Kudus,
PAULUS MENGATAKAN, BERITAKU KEPADAMU ADALAH BENAR, MOTIVASIKU ADALAH MURNI DAN JUJUR (1 TIM 2:3)
3 Motivasi Pelayanan Rasul Paulus:
1. Takut akan Tuhan.
Paulus bersyukur atas karya Allah yang Agung dan telah mengampuni dosanya. keagungan Tuhan membuat Paulus gentar, siapakah dirinya yang dapat beroleh kasih karunia Tuhan?(2 Kor 5:9-13)
- Ambisi menyenangkan Tuhan. Orang yang memahami dirinya ditebus oleh Tuhan dari dosa dan kesalahannya, hanya akan hidup untuk menyenangkan Tuhan yang baik.
- Ingin Bertemu Tuhan dengan tanpa malu(1 Yohanes 2:28). Pelayanan kita dinilai Allah, tidak ada yang dapat disembunyikan dari Allah. Ketika bertemu dengan Tuhan, Paulus berharap dapat mendapatkan mahkota dari Allah yang baik yang menghargai jerih lelahnya dalam Tuhan.
- Menjangkau manusia berdosa. ALLAH memberikan mandat untuk orang percaya memberitakan kabar baik tentang pengampunan dosa keseluruh dunia.
2. Kasih Kristus ( 2 Kor 5: 14-17)
Bagaimana mungkin takut dan kasih diam dalam hati yang sama? Itu ditemukan dalam hati anak-anak yang mengasihi orang tua dan hormat kepada orang tua, juga pada otoritas orang tua. Kita mengasihi Allah, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
- Kristus mati dan kita diidentifikasikan dalam kematian Kristus. Aku disalibkan dengan Kristus. (Galatia 2:20)
- Kita bukan hanya mati dengan Kristus, tetapi kita juga dihidupkan bersama dengan kristus. Karena kita mati dengan Kristus, maka kita dapat mengalahkan dosa dalam Kristus. Dalam Kristus kita dapat berbuah untuk kemuliaan Tuhan
3. Perintah Kristus (2 Korintus 5 18-21)
Karena pemberontakan manusia, manusia menjadi musuh Allah dan tidak dapat berhubungan dengan Allah. Melalui salib Kristus mendamaikan manusia dengan Allah. Berita pendamaian manusia berdosa diperintahkan Yesus untuk diberitakan keseluruh dunia.
Dr. Binsar A. Hutabarat, M.Th.
https://www.joyinmyworld.com/2020/07/motivasi-melayani-tuhan.html
Kasih sebagai Tindakan Aktif
Kasih Sebagai Tindakan aktif mengasihi sesama perlu terus dikumandangkan, apalagi pada era normal baru saat ini.
"Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Mengasihi Allah merupakan kekuatan yang memampukan manusia mengasihi diri sendiri dan mengasihi sesamanya. Karena segala sesuatu yang baik, benar, adil. Kudus berasal dari Allah, maka hanya di dalam Allah manusia bisa menikmati hal yang baik, benar, kudus. Adil dan sifat-sifat Allah lainnya.
Menikmati kebaikan Allah.
Menikmati kebaikan Allah membuat kita merespon Allah dengan mengasihi Allah. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan, Kita mengasihi Allah, Karena Allah terlebih dulu mengasihi kita. Tanpa mengenal, mengalami kasih Allah, manusia tidak akan mengasihi Allah, demikian juga dirinya yang diciptakan mulia oleh Allah, dan sesama manusia yang adalah ciptaan Allah.
Pada praktiknya, mengasihi sesama manusia harus lebih dulu dilakukan, untuk memastikan apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Allah. Melalui tindakan mengasihi sesama itu seseorang akan tahu bahwa kemampuan mengasihi sesama itu berasal dari Allah, dan buktinya kita mengasihi Allah adalah adanya kekuatan kasih Allah yang menolong kita untuk mengasihi sesama.Apabila kita ingin memiliki kepastian apakah kita mengasih Allah, maka lihatlah tanda-tanda kasih kita kepada sesama.
Mengasihi sesama itu sendiri sesungguhnya adalah sebuah tindakan aktif, sebagaimana Allah secara aktif mengasihi kita, maka kasih Allah yang aktif mengasihi kita itu, akan secara aktif mendorong kita untuk mengasi sesama. Jadi kita tidak bisa mengatakan mengasihi sesama jika kita tidak aktif mengasihi sesama. Kasih itu tidak menunggu untuk dikasihi. "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka."
Pada era normal baru ini, kasih terhadap sesama perlu dinyatakan dengan berdisiplin menerapkan protokol kesehatan, baik dirumah ibadah, di kantor, atau tempat-tempat perbelanjaan. Kita mesti secara akhit menjaga jarak fisik untuk menghindari orang lain tertulat virus corona. Munculnya cluster-cluster baru di tempat ibadah dan perkantoran mesti memberikan kewaspadaan terhadap munculnya penyebaran corona gelombang kedua, apalagi anti virus belum berhasil diproduksi, dan masih dalam taraf uji coba.
Seorang yang mengasihi Tuhan sejatinya harus lebih dulu mempraktikkan kasih kepada sesama. Dan orang yang dapat mengasihi sesama sejatinya adalah orang yang mampu mengasihi dirinya secara benar. Berarti menjaga diri agar tidak tertular virus corona harus berjalan seiring dengan komitmen untuk menjaga orang lain agar tidak tertular virus corona, dengan menjaga diri agar tidak menjadi media penularan corona.
Melakukan ibadah bersama dalam sebuah tempat ibadah dengan melakukan penerapan protoko kesehatan, adalah wujud kasih kepada Tuhan agar tidak tertular corona, dan juga melindungi orang lain agar tidak tertular virus corona. Kita tentu saja berharap badai virus corona ini cepat berlalu, dan itu bisa kita atasi dengan mewujudkan kasih kepada sesama melalui penerapan protokol kesehatan.
Dr. Binsar Antoni Hutabarat
Kebebasan dan Kerukunan Beragama
Pada tes wawancara seleksi tahap IV calon Komisioner Hak Asasi Manusia (Komnas Ham) 2012-2017 (tes psikologi, uji publik, wawancara), penulis sebagai salah seorang calon diminta menjelaskan pasal 28J ayat 2, UUD 1945, “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dan dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil dan sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
Sebelum pertanyaan tersebut penulis mengungkapkan bahwa peraturan-peraturan yang bersifat diskriminatif tak sesuai dengan konstitusi negeri ini dan harus dicabut. Peraturan-peraturan yang diskriminatif itu antara lain seperti Peraturan Bersama Menteri (PBM) 2006, hasil revisi SKB 2 Menteri tahun 1969 yang kini dijadikan instrumen penyegelan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Taman Yasmin, dan juga HKBP Filadelfia, dan hingga kini belum mendapatkan jalan keluar penyelesaian.
Peraturan-peraturan dan undang-undang yang diskriminatif di negeri ini seakan mendapatkan pembenaran konstitusi karena konstitusi menetapkan setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditentukan dengan undang-undang. Apabila pemerintah membuat pembatasan-pembatasan yang dituangkan dalam undang-undang dan peraturan-peraturan, meskipun itu terindikasi bersifat diskriminatif, ayat tersebut seakan mewajibkan agar setiap warga untuk tunduk kepada undang-undang atau peraturan-peraturan tersebut. Pembangkangan terhadap hal itu bisa dianggap melawan konstitusi.
Pembatasan kebebasan
Apabila kebebasan memiliki pembatasan-pembatasan, masih bisakah kebebasan dimaknai sebagai kebebasan?
Kebebasan tanpa pembatasan hanya akan melahirkan republik “rimba”. Sebuah neraka dimana yang kuat bisa bertindak sekehendak hatinya, dan yang lemah menjadi sasaran kebuasan yang kuat.
Kebebasan sesungguhnya tak bisa dimaknai sebagai kondisi tanpa pembatasan. Karena dalam kebebasan tersebut ada sanksi yang diberikan bagi mereka yang melanggar hukum, yang mengatur kehidupan bersama dalam masyarakat dan negara. Mereka yang melanggar hukum, meski dengan alasan kebebasan tetap harus dihukum, karena kebebasannya dipergunakan untuk membatasi kebebasan orang lain. Karena itu kebebasan tanpa pembatasan tak layak disebut kebebasan. Itu lebih layak disebut sebagai keliaran. Seperti layaknya berada dalam hutan belantara yang tak mengenal aturan hukum bersama.
Namun, pembatasan kebebasan haram hukumnya jika dilakukan demi keuntungan-keuntungan sosio-ekonomi, atau politik. Pembatasan kebebasan hanya layak jika itu dilakukan demi kebebasan itu sendiri, yaitu agar setiap orang memiliki kebebasan yang sama. Pembatasan-pembatasan itu diperlukan demi terciptanya kesamaan (equal liberty).
Dengan demikian jelaslah aturan-aturan yang bersifat diskriminatif yang digelontorkan di negeri ini tak memiliki pijakannya dalam konstitusi, sebaliknya itu merupakan perlawanan terhadap konstitusi, karena itu harus direvisi agar sesuai dengan konstitusi, atau dicabut.
Terciptanya kebebasan beragama sesungguhnya juga menuntut saham pemerintah. Regulasi pemerintah (pembatasan-pembatasan) jaminan kebebasan beragama (freedom religious) dan perlakuan anti diskriminasi agama tentu saja dibutuhkan agar agama-agama mendapatkan jaminan kebebasan beragama dan jaminan atas perlakuan yang sama.
Pemerintah memang tidak perlu mengatur kehidupan internal agama, namun regulasi pemerintah yang memberikan jaminan kebebasan beraganma tersebut dapat diwujudkan dalam regulasi yang menjaminan kebebasan beragama dan anti diskriminasi agama. Ini merupakan syarat mutlak terciptanya kondisi yang kondusip bagi perjumpaan agama-agama yang damai di ruang publik.
Umat beragama dapat memenuhi panggilannya untuk membangun kerukunan antarumat beragama secara optimal hanya apabila hak-hak umat beragama itu dipenuhi. Hak kebebasan menyembah Tuhan baik secara pribadi maupun secara berkelompok dalam hal ini adalah hak yang paling asasi dalam diri manusia, mengabaikan hak itu sama saja dengan menyangkali martabat kemanusiaan. Menurut Os Guiness, kebebasan hati nurani (freedom of conscience) merupakan hal yang amat penting dalam setiap masyarakat dan menjadi dasar bagi kebebasan berbicara (freedom of speech), dan kebebasan berkumpul (freedom of assembly).
Pengakuan kebebasan beragama dan kebebasan hati nurani merupakan syarat utama bagi hadirnya saling pengertian bersama yang akan menjadi pengikat yang kuat dalam hubungan antar anggota masyarakat, ini merupakan dasar yang amat penting bagi lahirnya kehidupan yang harmonis dalam sebuah masyarakat.
Apabila seseorang dilarang untuk menyembah Tuhan baik secara perorangan maupun berkelompok, sebagaimana yang terjadi pada GKI Taman Yasmin dan HKBP Filadelfia, bagaimana mungkin umat beragama itu bisa hadir pada ruang publik secara medeka serta menghadirkan keharmonisan dalam hubungan dengan sesamanya.
Pembatasan-pembatasan terhadap kebebasan beragama melalui undang-undang mestinya bukanlah pembelengguan kebebasan beragama. Sebaliknya supaya semua agama-sgama di bumi Indonesia itu menikmati kebebasan yang sama. Karena itu inkonsistensi pemerintah dalam mentransformasi nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, setidaknya terindikasi dengan lahirnya peraturan-peraturan yang diskriminatif terkait dengan keberadaan agama-agama, jelas tak mendapat pembenaran konstitusi.
Apabila pada waktu transformasi Pancasila kedalam perundang-undangan terjadi dominasi dan hegemoni agama, maka perundang-undangan yang dihasilkan niscaya bertentangan dengan Pancasila yang inklusif dan nondiskriminatif.
Pemerintah mesti merenungkan apa yang dikatakan Trasymachus dan mewaspadainya, “Hukum tidak lain kecuali kepentingan mereka yang kuat” Bila hukum menjadi kendaraan untuk kepentingan-kepentingan yang kuat maka hukum pastilah menjauh dari keadilan. Jika yang adil disamakan dengan yang legal, maka sumber keadilan adalah kehendak pembuat hukum. Parahnya, kehendak pembuat hukum tidak selalu sesuai dengan keadilan, itulah sebabnya banyak ketidakadilan dipertontonkan dimuka pengadilan ketika yang adil itu disamakan dengan yang legal.
Pembuat undang-undang harus menjauh dari apa yang dipromosikan Machiavelli dalam The Prince yang menolak mendasarkan politik atas hak dan hukum yang menyatakan bahwa tidak ada hukum kecuali kekuatan yang dapat memaksakannya. Lahirnya peraturan-peraturan yang diskriminatif di Indonesia tampaknya telah dikuasai semangat Machiavelli yang menjadikan hukum tidak lain kecuali alat legitimasi kekuasaan. Akibatnya peraturan dan undang-undang enggan bermesraan dengan keadilan.
Binsar Antoni Hutabarat