google.com, pub-2808913601913985, DIRECT, f08c47fec0942fa0 AGAMA DAN MASYARAKAT: Teologi Kristen

Halaman

Showing posts with label Teologi Kristen. Show all posts
Showing posts with label Teologi Kristen. Show all posts

Humility and the Elevation of the Mind to God

 Humility and the Elevation of the Mind to God



Humility and the Elevation of the Mind to God Kindle Edition

by Thomas A. Kempis (Author)  Format: Kindle Edition




Thomas à Kempis dengan nama asli Thomas Hemerkens memiliki banyak tulisan yang terkenal, salah satunya adalah buku yang berjudul "Humility and the Elevation of the Mind to God" terbitan Kindle, Amazon. Thomas Kempis merupakan teolog Ktisten yang kondang pada abad pertengahan. 

Membaca tulisan Thomas Kempis pada saat ini tentu saja masih banyak yang bisa kita pelajari, mungkin konteks telah berubah, tetapi Allah yang tak berubah dapat melakukan hal yang sama untuk hidup mawas diri, hidup rendah hati. Ingin membeli buku ini, Klik Disini!

Banyak atribut modern yang membuat manusia merasa kuat, dan melupakan Allah sang pencipta, akibatnya hidup bersama bukan hanya antaragama, tapi pada satu komunitas agama yang sama kerap manusia tak  dapat hidup rendah hati, indikatornya jelas, konflik dari hal yang kecil hingga hal besar yang menyulut peperangan antar bangsa tetap berlangsung.

Membaca tulisan Thomas Kempis penting untuk kita bisa hidup mawas diri, hidup rendah hati di dalam kebergantungan dengan Allah. Manusia adalh ciptaan dan tak pernah dan tak perlu menjadi sang pencipta. berikut pengantar singkat tentang buku itu:

"Humility and the Elevation of the Mind to God" is a transformative exploration of the virtue of humility, authored by Thomas à Kempis. Within its pages, readers are guided on a profound journey towards self-reflection and the pursuit of a humble and elevated connection with the Divine.

This enlightening book addresses various facets of humility and its profound impact on our spiritual journey. From embracing a lowly view of oneself to caution in our endeavors, from taming false confidence to attaining inner peace and overcoming temptations, these teachings offer invaluable guidance on the path toward genuine humility.https://amzn.to/3SQbOFp

Through humble submission to others, purity of mind, and self-criticism, the reader is encouraged to cultivate a humble perspective in all aspects of life. The book emphasizes the importance of listening humbly to God's words and living in genuine obedience, following the example of Jesus Christ.

Thomas à Kempis highlights the need to consider God's secret judgments and warns against vain self-assessment. The pursuit of the highest good requires self-denial, renunciation of worldly desires, and freedom from the shackles of self-love. It calls for a sincere and utter self-renunciation that leads to the liberation of the heart.

The text stresses the insignificance of human goodness and the futility of seeking worldly honors. It encourages a detachment from outward things and a focus on humble tasks when higher occupations seem out of reach. It also instills the recognition of our unworthiness and the avoidance of self-conceit.

Within "Humility and the Elevation of the Mind to God," readers will find a profound call to abandon pretense and embrace a genuine, humble disposition. By turning our gaze inward and developing an intimate connection with the Divine, we discover the true essence of humility and embark on a journey of self-transformation.https://amzn.to/3SQbOFp

100 HOT E-BOOKs


Gereja Sebagai Persekutuan keluarga Allah




 Gereja adalah tubuh yang hidup, melalui pelayanan satu dengan yang lain, gereja menampakkan pertumbuhannya. Anggota gereja yang beragam itu melayani satu dengan yang lain untuk memelihara kesehatan dan kehidupan gereja sebagai keluarga Allah.

Anggota gereja yang lebih tua perlu mengajarkan anggota gereja yang lebih muda, juga mendorong anggota yang lebih muda untuk bertahan dalam masa kesulitan. Untuk itu pemimpin rohani yang bertanggungjawab memperlengkapi jemaat untuk dapat melayani. Pemimpin rohani tentu saja tidak dapat mengerjakan semua tugas pelayanan seorang diri. Tanpa kerjasama peyanan gereja akan melemah. Dan apabila setiap anggota jemaat menghujat pemimpin rohani mereka, maka persekutuan gereja akan makin melemah, dan akhirnya terpecah=pecah.

Gereja sebagai persekutuan keluarga Allah perlu menolong anggota gereja yang memerlukan pertolongan khusus, antara lain kepada:
1. Mereka yang melanggar aturan gereja.

  Apbila gereja tidak memiliki aturan atau standar, maka gereja akan kacau. Namun, dalam gereja kerap ada anggota yang melanggar aturan atau tidak memenuhi standar yang ditetapkan gereja lokal. Adalah sebuah kesedihan jika anak dalam keluarga mengabaikan aturan dan stanfar yang ditetapkan dalam rumah tangga. Biasanya dengan alasan kebebasan ada saja anggota gereja yang melanggar aturan atau standar yang ditetapkan. Mereka yang melanggar aturan atau standar gereja dengan argumen tertentu atau dengan alasan kebebasan bisa menimbulkan perpecahan dalam gereja. Pada kondisi ini gereja mesti sabar untuk menolong anggota gereja tersebut kembali apada aturan atau standar yang telah ditetapkan gereja.

2. Mereka yang putus asa.
Tidak jarang dalam kehidupan keluarga Allah, gereja ada anggota-anggota yang putus asa.  Anggota gereja yang seperti itu perlu didorong, dimotivasi untuk tetap tekun berharap kepada Tuhan. Anggota-anggota gereja yang lain, yang kuat perlu mendorong anggota jemaat yang putus asa itu untuk menjadi kuat dan tetap setia dalam  kesulitan apapun untuk bergantung pada Tuhan.

3. Mereka yang lemah.
Tidak semua anggota gereja dapat bertumbuh dalam pemahaman Alkitab yang kuat. Pertumbuhan rohani anggota jemaat ada juga yang lambat. Mereka yang lemah adalah anggota jemaat yang perlu ditopang untuk bertumbuh dalam Tuhan. Mereka yang lemah biasanya belum mampu menghadapi tantangan pergaulan yang beragama. Anggota-anggota itu perlu ditopang untuk terus bertumbuh dalam Tuhan dan menjadi kuat dalam Tuhan.

4. Kesabaran Membangun Persekutuan Keluarga.
Membangun persekutuan keluarga yang kuat butuh kesabaran. Mereka yang lemah pada suatu saat mungkin akan menjadi pemimpin-pemimpin gereja yang kuat. Karena itu gereja dan anggota gereja yang kuat perlu kesabaran untuk membangun persekutuan keluarga Allah.

5. Motif Pelayanan
Motif melayani Tuhan yang benar, yakni untuk kemuliaan Tuhan merupakan kunci untuk memiliki ketekunan dan kesabaran dalam memelihara persekutuan keluarga Allah. Apabila anggota gereja melayani utnuk dapat diterima atau berpusat pada diri sendiri, maka anggota gereja itu akan kecewa. Tapi jika motif pelayanan adalah utnuk memuliakan Tuhan, respon apapun yang diterima anggota gereja ketika melayani sesamanya, dia akan tetap bertekun dalam pelayanan, dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Karena pembalasan adalah hak Allah. Jika kita melayani Untuk memuliaka Allah kita tidak akan pernah kecewa.

6. Sukacita Menanggung beban Pelayanan.
Kasih, Sukacita, damai sejahtera, Kesabaran yang adalah karakteristik rohani adalah bagian dari buah roh. Manusia tidak dapat menghasilkan kualifikasi-kualifikasi rohani itu. Manusia hanya dapat menghasilkan kualifikasi-kualifikasi rohani itu jika mengijinkan dirinay dikuasai Roh Kudus.

Berdasarkan penjelasan di atas terlihat bahwa persekutuan keluarga Allah adalah penting untuk gereja dapat bertumbuh dengan sehat. Gereja harus menolong setiap anggota jemaat yang memerlukan pertolongan, dan secara bersamaan anggota gereja saling belajar untuk saling tolong menolong untuk menghadirkan gereja yang lebih rohani dan sehat.


Dr. Binsar Antoni Hutabarat, M.Th,


http://www.binsarinstitute.com/2020/07/gereja-sebagai-persekutuan-keluarga.html

Ini 7 Perkataan Yesus Di Salib

 



7 Perkataan Yesus di Salib menjelaskan bahwa Yesus telah menyelesaikan rencana Allah Bapa untuk menebus dosa manusia.


Yesus mati di salib bukan karena manusia menginginkan Yesus mati di Salib. Tapi Yesus mati di salib untuk menggenapi rencana Kasih Anugerah Allah.


Penggenapan rencana kasih Allah yang dilaksanakan Yesus di salib terlihat jelas dalam tujuh perkataan Yesus di salib.


1. Ya Bapa, Ampunilah Mereka (lukas 23:34)

2.  Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus (Lukas23: 43)

3. Ibu inilah anakmu! (Yohanes 19: 25-27)


Setelah mengucapkan tiga perkataan tersebut di atas, selama tiga jam Yesus diam, kegelapan meliputi  seluruh daerah itu.


4. AllahKu-AllahKu, Mengaa Engkau meninggalkan Aku? (Matius 27: 46)

5. Aku Haus ( Yohanes 19: 28)

6.  Sudah Selesai (Yohanes 19:30)

7.   Ya Bapa kedalam tanganMu Kuserahkan nyawa-Ku (Lukas 23: 46)


Perkataan yang keenam, sudah selesai menjelaskan bahwa rencana kasih Allah untuk menebus dosa manusia telah dilakukan dengan sempurna oleh Yesus. Manusia berdosa tidak harus mati karena dosa, tapi medapatkan hidup kekal di surga kekal.


Yesus yang adalah Allah berinkarnasi, mengambil tubuh manusia adalah manusia yang tanpa dosa. Yesus benar-benar mati, karena itulah Yesus dikuburkan. Tapi, Yesus yang mati itu bangkit kembali pada hari yang ketiga.


Kematian Yesus mendamaikan manusia dengan Allah, manusia dengan dirinya sendiri,dan manusia dengan sesamanya. Maka, memperingati Jumat Agung berarti memperingat peristiwa agung yang dilakukan Yesus, dan sejatinya menjadi teladan bagi semua umat manusia di bumi untuk hidup damai dengan Allah, diri sendiri, dan sesama.



Binsar Antoni Hutabarat



http://www.binsarinstitute.com/2021/08/ini-7-perkataan-yesus-di-salib.html

Pemimpin Yang Melayani







Pemimpin yang melayani berawal dari kehidupan yang didedikasikan kepada Allah untuk menjalankan misi Allah. Dengan kekuatan Allah seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk melayani Allah dan melayani sesamanya untuk menyelesaikan tugas misi Allah.

Kepemimpinan yang melayani didasarkan pada panggilan Allah, bukan dari manusia atau organisasi. Pemimpin yang melayani melaksanakan tugas dalam lingkup agenda/rencana Allah, dengan berdasarkan karakter Kristus, dan menuntun kepada tujuan yang Allah kehendaki, bukan tujuan manusiawi.

Misi harus diresapi dengan spiritualitas yang kuat, spiritualitas yang membangun karakter besar, dan terbentuk pada landasan hidup dalam hubungan cinta dengan Kristus. Sebuah misi tanpa jenis  spiritual-pasti gagal. Itulah inti dari kepemimpinan yang melayani.

 

Spiritualitas Kristen adalah hadiah dan tugas. Hal ini membutuhkan persekutuan dengan Allah (kontemplasi) serta aksi di dunia (praksis). Ketika dua elemen ini dipisahkan, maka kehidupan dan misi gereja akan sangat terpengaruh.

 

Kontemplasi tanpa tindakan adalah pelarian dari realitas konkret; tindakan tanpa kontemplasi adalah aktivisme kurang makna transenden.

 

spiritualitas Kristen dan misi Kristen adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Hanya ketika saya tumbuh dalam iman, harapan, dan cinta, saya  bisa  melayani semua yang dipercayakan pada saya. Tuhan yang pergi ke tempat yang tenang untuk berdoa adalah pekerja yang sama ajaibnya dengan pekerjaan memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan (Markus 6: 30-44).

 

Panggilan tertinggi pemimpin yang melayani adalah melayani Allah dan untuk melayani orang-orang yang dipercayakan kepadanya. "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu bahwa Anda harus pergi dan menghasilkan buah dan buah kehidupan Kristen adalah  mematuhi Allah."

Tiga peran pemimpin yang melayani:

1. Menunjukkan jalan. Pemimpin berjalan di depan dan pengikut mengikutinya.

2. Menolong kelompok yang dipimpinnya untuk menyelesaikan tugasnya. Setia dalam perkaran kecil, Matius 25:21

3. Seorang pemimpin akan melatih yang dipimpinnya untuk menjadi pemimpin.

 

Jenis pemimpin yang melayani:

1. Peminpin yang memiliki Karakter, kompetensi dan berpusat pada Kristus (Memiliki pengetahuan, karakter dan skill

2. Dipanggil untuk menjadi serupa dengan Kristus

 

Pemimpin yang melayani dan Keserupaan dengan Kristus :

1. Keserupaan dalam karakter

2. Keserupaan dalam tujuan

3. Keserupaan dalam strategi

4. Kepemimpinan seperti Kristus dalam konteks budaya

 

Tuntutan Kepemimpinan Melayani:

1. Berkerohanian baik

2. Bermoralitas tinggi

3. Bertalenta mantap

4. berdedikasi penuh

5. Berpengertian dalam

6. Bereputasi indah, seorang yang terhormat, tanpa aib, noda dan cacat cela

 

Tak seorangpun dapat memenuhi persyaratan kepemimpinan Kristen. Hanya karena anugerah Allah, dalam pimpinan Roh Kudus, kita bisa menjadi pemimpin yang melayani. Seperti Yesus yang melayani murid-murid, dan juga kita semua.

 

Dr. Binsar A. Hutabarat, M.Th.

http://www.binsarinstitute.com/2020/06/pemimpin-yang-melayani.html