Thursday, April 8, 2021

KERUKUNAN BERAGAMA, SUARA NURANI UMAT BERAGAMA








 Pada tahun-tahun belakangan ini memang konflik antarumat beragama di negeri ini terus meningkat, namun usaha masyarakat sipil yang semakin besar untuk mengembangkan kerukunan beragama mestinya juga mampu memotivasi pemerintah untuk memaksimalkan fungsinya  demi mengembalikan  kerukunan beragama yang pernah bersemayam di negeri ini.

Pada galibnya, kerukunan beragama merupakan panggilan agama-agama, karena itu  mestinya agama-agama tak mengenal kata lelah untuk mengusahakan kerukunan diantara agama-agama yang berbeda dan beragam. Apabila umat beragama di negeri ini tetap konsisten dalam mengusung misi perdamaian agama-agama itu, maka  kerukunan bergama tak perlu dipaksakan. Keinginan untuk hidup rukun ada pada sanubari setiap umat beragama. Hidup  rukun merupakan semangat agama-agama.

Kebebasan Nurani sebagai dasar
Mengutip apa yang dikatakan Os Guinnes “Jika kita tidak bisa  menyampaikan apa yang kita imani di ruang publik, itu berarti  pengabaian hak kita sebagai manusia.”Kebebasan menyembah Tuhan baik secara pribadi maupun secara berkelompok adalah hak yang paling asasi dalam diri manusia, dan mengabaikan hak itu sama saja dengan menyangkali martabat kemanusiaan. Kebebasan hati nurani (freedom of conscience) merupakan hal yang amat penting dalam setiap masyarakat. Kebebasan hati nurani sesungguhnya merupakan dasar bagi  kebebasan berbicara (freedom of speech), dan kebebasan berkumpul (freedom of assembly).

Pengakuan kebebasan beragama dan kebebasan hati nurani merupakan syarat utama bagi hadirnya saling pengertian bersama yang menjadi pengikat yang kuat dalam hubungan  antar anggota masyarakat, dasar yang amat penting bagi lahirnya kehidupan yang harmonis dalam sebuah masyarakat.

Apabila seseorang dilarang untuk menyembah Tuhan baik secara perorangan maupun berkelompok, bagaimana mungkin umat beragam agama itu bisa hadir pada ruang publik secara medeka serta menghadirkan keharmonisan dalam hubungan dengan sesama.

Kerukunan antar umat beragama pada galibnya tidak boleh menafikan hak kebebasan beragama, sebuah hak yang tidak boleh ditangguhkan dalam keadaan apapun. Tepatlah apa yang pernah dikatakan oleh Johan Effendi, mantan ketua litbang Departemen Agama RI, prinsip kebebasan beragama berisi pengakuan dan jaminan bahwa setiap orang bebas dan merdeka menganut agama yang diyakininya. Prinsip ini, jauh-jauh hari juga telah ditegaskan oleh  Kyai Haji Agus Salim, seorang tokoh Islam yang terlibat langsung dalam merumuskan Pancasila dan UUD 1945.

Pemberian kebebasan beragama dalam hal ini penting untuk mengoptimalkan fungsi agama-agama bagi perdamaian. Kerjasama antar agama kemudian bisa menjadi tempat dimana agama-agama itu dapat mempromosikan kebaikannya. Sebaliknya, Pembelengguan agama hanya akan menimbulkan “balas dendam” agama, meminjam istilah Gilles Kepel, yang terbaca jelas pada legitimasi kekerasan pada aksi terorisme.

Binsar Antoni Hutabarat

Guru, Pendidik professional


 



 

Guru sebagai jabatan profesional bukan hal yang baru, di negara-negara maju, seperti AS dan Jerman, yang menjadikan sekolah sebagai lembaga untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan mengarahkannya sesuai dengan kemampuan dasar; bakat, dan minatnya, telah lama menjadikan jabatan guru sebagai jabatan profesional yang pendidikannya setara dengan pendidikan jabatan profesional lainnya, yaitu dokter dan pengacara.

Hubungan yang kuat antara guru dan peserta didik merupakan pusat proses pengajaran. 

Pengetahuan bisa diperoleh dalam berbagai cara, apalagi dengan penggunaan teknologi baru di dalam kelas yang telah terbukti efektif. 

Namun, untuk sebagian besar peserta didik, terutama mereka yang belum menguasai keterampilan berpikir dan belajar, guru tetap menjadi katalis penting. 

Demikian juga hal nya dalam kapasitas penelitian independen, kapasitas ini hanya mungkin setelah terjadi interaksi dengan guru atau mentor intelektual. 

Peran guru dalam keberhasilan proses pendidikan sesungguhnya amat krusial, apalagi pada tahap awal pendidikan dimana citra diri pelajar terbentuk. Tuntutan terhadap guru semakin tinggi pada  pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah tertinggal, kemampuan guru untuk memotivasi pelajar untuk hadir di sekolah amat penting untuk pelaksanaan wajib belajar yang dicanangkan pemerintah. 


https://www.joyinmyworld.com/2020/07/guru-pendidik-professional.html

Wabah Corona dan Tanda-Tanda Akhir Zaman


 



 Kedatangan Yesus yang kedua kali pasti terjadi, karena itu dikatakan oleh Tuhan Yesus Sendiri. Tapi, Yesus tak pernah memberikan jadwal tentang kedatanganNya. Itulah sebabnya kita diminta berjaga-jaga atau waspada.

 

Ramalan tentang Jadwal kedatangan Yesus tak perlu dilakukan.Pada wabah corona yang melanda dunia, ini banyak orang juga meramalkan kedatangan Yesus atau berkhirnya zaman. Ini tentu saja tak memiliki landasan Alkitab. Karena kedatangan Yesus adalah tiba-tiba, dan tak ada seorang pun yang dapat mengetahui jadwal kedatangan Yesus, atau berakhirnya zaman, untuk kemudian masuk dalam kekekalan.


KEDATANGAN YESUS TIBA-TIBA

Matius 25: 37 menjelaskan Kedatangan Tuhan Yesus, atau hari terakhir itu seperti pada masa Nuh. Pada zaman Nuh, masyarakat pada waktu itu tidak peduli dengan datangnya air bah seperti yang dikatakan Allah pada Nuh. Sebaliknya, mereka hidup untuk kesenangan diri, tanpa peduli pada Allah yang berdaulat yang harus mereka taati. Orang-orang yang hidup tidak benar itu akhirnya mati oleh air bah, tanpa mampu menyelamatkan diri mereka.


Ketiba-tibaan kedatangan Tuhan Yesus juga digambarkan seperti dua orang yang kerja di ladang, yang seorang akan dibawa, dan yang lain akan ditinggalkan. Kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Kedua gambaran itu sesungguhnya menunjukkan hal yang sama, yaitu kedatangan Yesus tiba-tiba, seperti pencuri, tidak ada yang tahu.


Yang perlu dipahami adalah Tuhan Yesus bukan pencuri, meski kedatangannya tiba-tiba, tapi ketika Yesus datang semua orang yang percaya, yang menantikan kedatangan Yesus pasti akan tahu. Karena kedatangan yesus adalah menjemput orang yang percaya.


Dr. Binsar Antoni Hutabarat




Motivasi Melayani Tuhan










II KORINTUS 5:9-21

 

Apa yang kita percaya dan bagaimana kita bertingkah laku mestinya memiliki keselarasan. Paulus biasanya menghubungkan dengan istilah doktrin dan tugas atau kewajiban.Tahu doktrin, atau ajaran Alkitab, wajib hidup mentaati kebenaran.

Terkait dengan motivasi melayani, dapat dipahami, apa yang Allah kerjakan untuk kita, itulah yang memotivasi kita untuk mengerjakan sesuatu bagi Tuhan. Kita bukan melayani untuk mendapat berkat; kita bukan menyembah Tuhan untuk dapat berkat; kita bukan memuji Tuhan untuk dapat berkat; kita bukan meratap untuk menghadirkan Tuhan. Tetapi sebaliknya karena Tuhan telah membaharui hidup kita, memberkati kita, dan menyelamatkan kita, maka kita melayani Tuhan.

Apakah yang dimaksud dengan pelayanan Kristen?

1. Pelayanan Kristen adalah menjangkau orang untuk didamaikan dengan Allah (2 Korintus 5:20).

2. Pemberitaan kabar baik tidak pernah menggunakan cara licik, karena yang mendamaikan manusia dengan Allah, adalah Allah sendiri. Berita tentang Korban Kristus di Salib adalah fakta yang mendamaikan manusia berdosa dengan Allah yang Kudus,


 

PAULUS MENGATAKAN, BERITAKU KEPADAMU ADALAH BENAR, MOTIVASIKU ADALAH MURNI DAN JUJUR (1 TIM 2:3)

 

3 Motivasi Pelayanan Rasul Paulus:

1. Takut akan Tuhan.

Paulus bersyukur atas karya Allah yang Agung dan telah mengampuni dosanya. keagungan Tuhan membuat Paulus gentar, siapakah dirinya yang dapat beroleh kasih karunia Tuhan?(2 Kor 5:9-13)

Ambisi menyenangkan Tuhan. Orang yang memahami dirinya ditebus oleh Tuhan dari dosa dan kesalahannya, hanya akan hidup untuk menyenangkan Tuhan yang baik.

Ingin Bertemu Tuhan dengan tanpa malu(1 Yohanes 2:28). Pelayanan kita dinilai Allah, tidak ada yang dapat disembunyikan dari Allah. Ketika bertemu dengan Tuhan, Paulus berharap dapat mendapatkan mahkota dari Allah yang baik yang menghargai jerih lelahnya dalam Tuhan.

Menjangkau manusia berdosa. ALLAH memberikan mandat untuk orang percaya memberitakan kabar baik tentang pengampunan dosa keseluruh dunia. 

 

2. Kasih Kristus ( 2 Kor 5: 14-17)

Bagaimana mungkin takut dan kasih diam dalam hati yang sama? Itu ditemukan dalam hati anak-anak yang mengasihi orang tua dan hormat kepada orang tua, juga pada otoritas orang tua. Kita mengasihi Allah, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.


Kristus mati dan kita diidentifikasikan dalam kematian Kristus. Aku disalibkan dengan Kristus. (Galatia 2:20)

Kita bukan hanya mati dengan Kristus, tetapi kita juga dihidupkan bersama dengan kristus. Karena kita mati dengan Kristus, maka kita dapat mengalahkan dosa dalam Kristus. Dalam Kristus kita dapat berbuah untuk kemuliaan Tuhan


3. Perintah Kristus (2 Korintus 5 18-21)

Karena pemberontakan manusia, manusia menjadi musuh Allah dan tidak dapat berhubungan dengan Allah. Melalui salib Kristus mendamaikan manusia dengan Allah. Berita pendamaian manusia berdosa diperintahkan Yesus untuk diberitakan keseluruh dunia.

 

Dr. Binsar A. Hutabarat, M.Th.

https://www.joyinmyworld.com/2020/07/motivasi-melayani-tuhan.html


Kasih sebagai Tindakan Aktif





   Kasih Sebagai Tindakan aktif mengasihi sesama perlu terus dikumandangkan, apalagi pada era normal baru saat ini.


"Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

 

Mengasihi Allah merupakan kekuatan yang memampukan manusia mengasihi diri sendiri dan mengasihi sesamanya. Karena segala sesuatu yang baik, benar, adil. Kudus berasal dari Allah, maka hanya di dalam Allah manusia bisa menikmati hal yang baik, benar, kudus. Adil dan sifat-sifat Allah lainnya.

 

Menikmati kebaikan Allah.


Menikmati kebaikan Allah membuat kita merespon Allah dengan mengasihi Allah. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan, Kita mengasihi Allah, Karena Allah terlebih dulu mengasihi kita. Tanpa mengenal, mengalami kasih Allah, manusia tidak akan mengasihi Allah, demikian juga dirinya yang diciptakan mulia oleh Allah, dan sesama manusia yang adalah ciptaan Allah.

 

Pada praktiknya, mengasihi sesama manusia harus lebih dulu dilakukan, untuk memastikan apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Allah. Melalui tindakan mengasihi sesama itu seseorang akan tahu bahwa kemampuan mengasihi sesama itu berasal dari Allah, dan buktinya kita mengasihi Allah adalah adanya kekuatan kasih Allah yang menolong kita untuk mengasihi sesama.Apabila kita ingin memiliki kepastian apakah kita mengasih Allah, maka lihatlah tanda-tanda kasih kita kepada sesama.


Tindakan aktif mengasihi sesama 



Mengasihi sesama itu sendiri sesungguhnya adalah sebuah tindakan aktif, sebagaimana Allah secara aktif mengasihi kita, maka kasih Allah yang aktif mengasihi kita itu, akan secara aktif mendorong kita untuk mengasi sesama. Jadi kita tidak bisa mengatakan mengasihi sesama jika kita tidak aktif mengasihi sesama. Kasih itu tidak menunggu untuk dikasihi. "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang  perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka."

 

Pada era normal baru ini, kasih terhadap sesama perlu dinyatakan dengan berdisiplin menerapkan protokol kesehatan, baik dirumah ibadah, di kantor, atau tempat-tempat perbelanjaan. Kita mesti secara akhit menjaga jarak fisik untuk menghindari orang lain tertulat virus corona. Munculnya cluster-cluster baru di tempat ibadah dan perkantoran mesti memberikan kewaspadaan terhadap munculnya penyebaran corona gelombang kedua, apalagi anti virus belum berhasil diproduksi, dan masih dalam taraf uji coba.

 

Seorang yang mengasihi Tuhan sejatinya harus lebih dulu mempraktikkan kasih kepada sesama. Dan orang yang dapat mengasihi sesama sejatinya adalah orang yang mampu mengasihi dirinya secara benar. Berarti menjaga diri agar tidak tertular virus corona harus berjalan seiring dengan komitmen untuk menjaga orang lain agar tidak tertular virus corona, dengan menjaga diri agar tidak menjadi media penularan corona.

 

Melakukan ibadah bersama dalam sebuah tempat ibadah dengan melakukan penerapan protoko kesehatan, adalah wujud kasih kepada Tuhan  agar tidak tertular corona, dan juga melindungi orang lain agar tidak tertular virus corona. Kita tentu saja berharap badai virus corona ini cepat berlalu, dan itu bisa kita atasi dengan mewujudkan kasih kepada sesama melalui penerapan protokol kesehatan.

 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat


Get our how to guide

    We respect your privacy. Unsubscribe at anytime.