google.com, pub-2808913601913985, DIRECT, f08c47fec0942fa0 AGAMA DAN MASYARAKAT: Agama dan Perubahan Sosial

Halaman

Agama dan Perubahan Sosial





Agama memiliki kontribusi penting bagi hadirnya perubahan sosial. Lahirnya agama-agama besar di dunia ini selalu saja disertai dengan perubahan sosial yang spektakuler.

Agama motor  perubahan sosial

Merujuk pada tesis Max Weber (1864 – 1920), mengenai agama sebagai motor perubahan sosial kita diingatkan bahwa agama sangat berjasa untuk melahirkan perubahan sosial yang paling spektakuler dalam sejarah peradaban manusia. 

Setelah pengikut Weber dari Amerika, Talcot Parson, dari Amerika menterjemahkan karya Weber tersebut kedalam bahasa inggris dalam The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism tahun 1958, buku Weber ini kemudian menjadi bacaan wajib bagi para penggemar sosiologi.

Etika Protestan telah menyebabkan negara-negara Protestan di Barat menjadi negara-negara yang maju dari segi kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Jadi, agama di berbagai belahan dunia ini terbukti memiliki peran penting  bagi perubahan sosial.

Peran agama di Indonesia

Republik ini, juga mengakui bahwa agama memiliki kontribusi yang besar bukan hanya dalam pergerakan merebut kemerdekaan, dan pembangunan bangsa secara umum, namun kontribusi agama bagi perubahan ini juga diakui pada daerah-daerah yang telah mengalami modernisasi. 

Suatu perubahan/pembangunan sesungguhnya memerlukan adanya dorongan berprestasi yang tinggi dari seorang individu atau kelompok, agama dalam hal ini merupakan faktor penting untuk mencapai kesuksesan tersebut.

Peran agama yang begitu penting bagi perubahan sosial itu kemudian mendapat gugatan seiring merebaknya kekerasan yang berdasarkan agama, dan jurang kemiskinan yang semakin mencemaskan di berbagai belahan dunia ini. 

Agama ternyata bukan hanya bisa menampilkan peran konstruktifnya saja, tetapi juga wajah destruktifnya, sebagaimana ditampilkan oleh kelompok radikalisme agama yang gemar menebar teror.

Disamping itu, teori-teori ekonomi, sosial dan politik kini tidak lagi bergantung pada agama, sekularisme merupakan manifestasi dari pemberontakan tersebut, dan modernisasi pun kemudian terjadi tanpa melibatkan agama, sebaliknya kini agama digugat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial yang sedang terjadi.

Tibalah kita pada sebuah pertanyaan besar, bagaimanakah sesungguhnya memaksimalisasikan kontribusi agama bagi terjadinya perubahan sosial kearah yang lebih baik, dan hal apa yang harus diwaspadai pada agama agar tidak menampilkan wajah garangnya?


Untuk Kristen, menurut saya tampaknya teologi gereja dan teologi akademis mesti saling belajar untuk saling memajukan dan memberi jawab terhadap persoalan masa kini dan persoalan yang akan datang.

 

 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

No comments:

Post a Comment