google.com, pub-2808913601913985, DIRECT, f08c47fec0942fa0 BINSAR HUTABARAT INSTITUTE

Marketing Agama Tempat Subur Bagi Calo Ke Surga

Marketing Agama Tempat Subur Bagi Calo Ke Surga

Indoktrinasi Agama Patris Allegro

 INDOKTRINASI AGAMA PATRIS ALLEGRO

 

Perbedaan Protestan dan Katolik utamanya terkait dengan perpecahan yang ada di dalam Gereja, Jika Katolik berpikir masa kegelapan gereja adalah karena persoalan organisasi, maka Katolik menguatkan organisasi kepausan, maka Protestan melihat bahwa kegelapan gereja juga terjadi karena organisasi gereja.

Kehadiran Kristus dalam gereja, atau sebagai kepala gereja tidak sama dengan kehadiran Kristus dalam inkarnasinya. Apabila kehadiran Kristus dalam Gereja sama dengan inkarnasi Kristus, maka Protestan mengingatkan itu sama saja dengan pemberhalaan gereja.

 

Selanjutnya klaim Patris AllEgro mengatakan Katolik agama yang paling benar, punya otoritas, berbeda dengan Protestan yang tidak punya otoritas tidak memiliki dasar. Patris Allgro hanya mengatakan bahwa katolik punya tradisi gereja, sedang Protestan punya tradisi. Ini Patris Allgro perlu kaji lebih men

Dari pernyataan Patris Allegro terlihat bahwa Hanya Katolik yang bisa menafsirkan Alkitab, padahal Alkitab itu sendiri bagian dari tradisi, jadi rumusan dogma katolik yang dipakai membaca Alkitab itu adalah jalan satu-satunya membaca Alkitab.

Artinya tradisi atau warisan dogma katolik itu berada diatas Alkitab, jadi tidak ada yang bisa membaca Alkitab atau menafsirkannya tanpa tradisi katolik, itulah sebabnya dikatakan umat katolik, tradisi katolik itu final.

 Sulit untuk diapahami ada tradisi yang final, padahal tradisi itu diwariskan oleh orang-orang yang terbatas, Persoalan utamanya adalah infalibilitas Paus.

Ptotestantisme percaya tidak ada doktrin dan dogma yang sempurna, ini bukan relativisme. Jika patris Allgro paham penelitian, maka dia akan paham tidak ada rumusan doktrin atau dogma yang sempurna, karena manusia tidak dapat mengetahui kebenaran sebagaimana Allah mengenal kebenaran atau mengenal dirinya.

Misalnya saja kita membuat penelitian, maka asumsinya adalah apakah ada doktrin atau dogma yang dapat dikembangkan, apa saja yang menjadi factor-faktor pemebentukan doktrin, apakah ada factor-faktor yang belum terlibat dalam pembentukan doktrin atau dogma, apakah ada pertambahan data yang sebelumnya tidak ada dalam perumusan doktrin atau dogma, Langkah-langkah ini akan menjadi dasar pengembangan doktrin atau dogma.

Kemudian jika doktrin infalibilitas kepausan itu benar, maka ujilah dengan data, apakah benar semua Paus linfalibel, mengapa Ketika terjadi perbedaan yang berbeda disingkirkan, apakah mereka yang disingkirkan tidak memberikan kritik mebangun, tarilklah semua sepak terjang Paus dari masa ke masa , apakah betul infalibel.

Perbedaan mendasar Protestan dengan Katolik adalah, karena hak mengajar hanya pada magisterium, dan yang tidak bersalah hanya Paus, maka jemaat tidak bisa protes, dan magisterium juga hanya mengerjakan apa yang sudah ditetapkan, kreatifitasi dan semangat untuk menghadirkan inovasi penelitian baru dibungkam. Gereja Katolik terjebak pada indoktrinasi. Dasar indoktrinasinya adalah otoritas Yesus sebagai kepala gereja yang tak dapat divalidasi.

Pernyataan Patris Allgro yang mengatakan mana agama yang paling benar, Patris Allgro akan pindah agama jika ada yang lebih benar dari Katolik menunjukkan bahwa Patris Allegro tidak paham penelitian agama, dan membedakan penelitian agama dan sains, itulah sebabnya saya mengatakan Patris Allegro tidak paham penelitian.

Rukun beragama hanya menjelaskan kondisi-kondisi katolik dan protestan dari sudut Protestantisme untuk menguatkan kerukunan antar umat beragama katolik dan Protestan, Meski selalu ingin mengatakan Katolik dan Protestan itu satu Tuhan dan menyembah Allah yang sama, jika ternyata tetap berbeda, tidak ada masalah, tetap rukun beragama.

https://binsarinstitute.blogspot.com/2024/11/indoktrinasi-agama-patris-allegro.html